Dialog Anti Korupsi BEM ITS di Radio Shams FM
Dalam rangka hari anti korupsi se-Dunia, yakni tanggal 9 Desember, BEM ITS diundang untuk diaolog tentang pemberantasan korupsi di Indonesia oleh Radio Suara Muslim Surabaya Sham FM. Pada momen tersebut, BEM ITS diwakili oleh Presiden yaitu saudara Dalu Nuzlul Kirom. selain itu juga mengudara Presiden BEM Unair Arif Faturrohman, Pakar Pendidikan Nasional Prof. Daniel M. Rasyid dan dari KPK bidang pencegahan Dedi Adi Nugroho.
Dalam dialog selama kurang lebih dua jam tersebut, masing-masing narasumber menjelaskan tentang akar permasalahan korupsi di Indonesia. Presiden BEM ITS, Dalu, menjelaskan bahwa korupsi di Indonesia bukan hanya karena sistem, tetapi juga karena sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia. Semua lapisan masyarakat bisa melakukan korupsi, tidak hanya para pejabat. Itu disebabkan karena mental dari orang-orang yang merasa miskin sehingga menghalakan korupsi sebagai jalan pintas sumber pemasukan.
Sementara itu dari tinjauan pendidikan, Prof. Daniel menjelaskan bahwa iklim pendidikan di Indonesia juga mendukung terciptanya budaya korupsi. Para siswa lebih ditekan dengan kemampuan teknis sehingga harus mencapai nilai tinggi dan mengesampingkan tentang pendidikan moral. Sehingga budaya korupsi bisa muncul dengan menyontek saat ujian dan lain sebagainya. Oleh karena itu diperlukan perbahan dalam sistem pendidikan yang lebih mengarahkan pada sisi moral dan karakter siswa.
Untuk lebih detail tentang Dialog tersebut, berikut saya lampirkan rekamannya. Mohon maaf kualitas tidak terlalu bagus.
Rekaman 1
Rekaman 2
Demikian seklumit gerakan mahasiswa dalam rangka Hari Anti Korupsi Internasional. Semoga ini bukan hanya momentual saja, namun bisa mmberi manfaat jangka panjang bagi Indonesia. Pemberantasan korupsi tidak hanya digembar-gemborkan ketika tanggal 9 Desember saja, tapi setelah itu semangat pemberantasan korupsi harus kita jaga. Dan mahasiswa berada di garda terdepan untuk memberantas korupsi, dengan harapan bukan hanya omong kosong belaka tapi adalah ucapan yang telah dibuktikan dengan perbuatan mulai dari hal-hal yang kecil.
Hidup Mahasiswa!!!
Yoga Amersya Fitra
Menteri Koordinator Eksternal BEM ITS 2010/2011
-Menggagas Pahlawan Peradaban-
Pidato Obama di Kairo Mesir
Ada beberapa hal yang menarik pidato Obama di Mesir, terutama keterkaitan Amerika dan Islam. Apakah ini permulaan hubungan baru antara Islam dan dunia barat khusunya Amerika??? hmmm, wallahu’alam
di awal Pidato Obama juga sempat menyapa dengan Assalamu’alaikum….
Oke deh untuk lebih jelas silakan baca pidato lengkap Obama dengan teks bahasa Indonesia.
Kalau ada yang ingin sekalian belajar bahasa Inggris, ini teks pidato bhs Inggris.
Atau kalo mau belajar listening videonya juga ada
=============================================================================
(begin transcript)
GEDUNG PUTIH
Kantor Sekretaris Pers
Kairo, Mesir
Untuk Dirilis Segera
Juni 2009
PIDATO PRESIDEN PERMULAAN YANG BARU
Cairo University
Kairo, Mesir
1:10 Siang (Lokal)
PRESIDEN OBAMA: Terima kasih. Selamat siang. Saya merasa terhormat untuk berada di kota Kairo yang tak lekang oleh waktu, dan dijamu oleh dua institusi yang luar biasa. Selama lebih seribu tahun, Al Azhar telah menjadi ujung tombak pembelajaran Islam, dan selama lebih seabad, Universitas Kairo telah menjadi sumber kemajuan Mesir. Bersama, anda mewakili keselarasan antara tradisi dan kemajuan. Saya berterima kasih atas keramahan anda, dan keramahan rakyat Mesir. Dan saya juga bangga untuk membawa bersama saya niat baik rakyat Amerika, dan salam perdamaian dari warga muslim di negara saya: “assalamu’alaikum” .
Kita bertemu pada saat ada ketegangan besar antara Amerika Serikat dan warga Muslim seluruh dunia – ketegangan yang berakar pada kekuatan-kekuatan sejarah yang melampaui setiap perdebatan kebijakan yang kini berlangsung. Hubungan antara Islam dan Barat selama ini mencakup berabad-abad koeksistensi dan kerja sama, tapi juga konflik dan perang-perang bernuansa agama. Akhir-akhir ini, ketegangan muncul akibat kolonialisme yang menyangkal hak dan peluang bagi banyak warga Muslim, serta sebuah Perang Dingin yang membuat banyak negara dengan mayoritas penduduk Muslim diperlakukan sebagai boneka tanpa mengacuhkan aspirasi mereka sendiri. Lebih jauh lagi, perubahan besar yang dibawa modernitas dan globalisasi membuat banyak Muslim menilai Barat bersikap memusuhi tradisi Islam.